Kasih ibu seringkali sederhana tapi tidak sederhana.
Hari ini, di gerbong kereta ketujuh, ada seorang Ibu dan Anak perempuannya ditawari bangku untuk duduk. Sang Ibu segera duduk, kemudian mengajak Anaknya untuk dipangku. Si anak yang kira-kira berusia 4 tahun menolak sambil berseloroh:
“Tadi katanya Ibu mau beldili! Aku mau duduk, Bu..”
Entah apa yang mereka sepakati sebelum pergi dan naik kereta ini. Barangkali sang Ibu mewanti-wanti bahwa kereta akan padat penumpang dan mereka akan sama-sama berdiri. Namun, anaknya menganggap bahwa ‘berdiri’ adalah janji.
Tanpa pikir panjang, sang Ibu segera berdiri agar anaknya duduk.
Kasih ibu sesederhana itu.
Masih di gerbong kereta yang sama, Balita berusia 1 tahun meronta dan menangis dalam dekap Ibunya. Mungkin karena tidak nyaman dengan suasana kereta.
Dengan nalurinya, sang Ibu segera memberi ASI di tengah keramaian gerbong kereta.
Sontak para penumpang lelaki di sekitar sang Ibu merasa tidak nyaman, lalu beragam reaksi mulai bermunculan. Ada yang mendecis lalu memalingkan muka dengan ekspresi jijik. Ada juga yang terkejut lalu memalingkan muka sambil mengucap istigfar. Tapi sang Ibu tidak peduli, yang penting anaknya nyaman.
Kasih Ibu sesungguhnya, tidak pernah sederhana.